Selamat Malam pengunjung setia Urbie.
Kali ini saya akan mengupdate sebuah Info tentang Asal Usul Iblis . Iblis
adalah makhluk yang tidak kelihatan dan sangat jahat.
Pengertian Iblis
Iblīs (bahasa Arab: إبليس)
adalah nama yang diberikan untuk suatu makhluk yang tidak kelihatan dan yang
jahat.
Menurut agama Islam, nama aslinya Azazil.
Iblis adalah nama salah seorang dari bangsa jin.
Dalam Al Quran dijelaskan bahwa Allah menciptakan tiga jenis makhluk berakal
budi yaitu malaikat, jin,
dan manusia.
Malaikat diciptakan dari cahaya (nuur), jin dari api(naar), dan manusia
diciptakan dari tanah(turaab). Iblis adalah nama salah seorang jin, sebagaimana
Jibril adalah nama seorang malaikat. Begitu juga Adam yang merupakan nama seorang manusia.
Menurut agama Kristen, Iblis adalah malaikat yang
memberontak kepada Allah, sehingga dibuang dari sorga dan kemudian menghasut
manusia untuk berdosa. Di dalam Alkitab Ibrani atau Alkitab bahasa Indonesia bagian Perjanjian Lama kata
"Iblis" hanya dipakai di 3 kitab, yaitu Kitab 1 Tawarikh, Kitab Ayub, dan Kitab Zakharia, yang merupakan terjemahan kata bahasa Ibrani: שטן (syatan atau "Setan"), yang berarti
musuh. Di bagian Perjanjian Baru, Iblis disebutkan berusaha membawa manusia
jauh dari Allah, malahan mencobai Yesus Kristus meskipun gagal dan diusir pergi oleh Yesus.
Karenanya Iblis disebut sebagai musuh atau lawan bagi orang-orang Kristen. Kata Iblis
dalam bagianPerjanjian Baru ini diterjemahkan dari bahasa Yunani: διάβολος (diabolos, artinya
"pemfitnah', "penghasut") yang dalam bahasa Inggris disebut devil.
Asal Usul Iblis
Alkisah, beribu-ribu tahun sebelum ada manusia, dunia ini
sudah dihuni oleh sejenis makhluk dari golongan jin, mereka dibedakan antara
laki-laki dan perempuan. Di antara mereka ada yang beribadah dan ada yang
tidak, walaupun Allah mewajibkan mereka beribadah menyembahNya.
Allah SWT. berfirman, “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)
Di antara sekian banyak keturunan jin, Izzazil adalah yang
paling taat kepada Allah. Berbeda dengan manusia, jin bisa berumur sampai
ribuan, bahkan puluhan ribu tahun. Begitu pula Izzazil. Ia beribadah kepada
Allah selama 1000 tahun. Kemudian atas permintaannya ia dipindahkan oleh Allah
ke langit pertama.
Di situ ia beribadah kepada Allah selama 1000 tahun juga.
Lalu ia dipindahkan ke langit seterusnya, sampai langit ke tujuh. Di
masing-masing tingkatan langit, ia beribadah kepada Allah SWT selama 1000
tahun. Jadi Izzazil beribadah kepada Allah selama 8000 tahun.
Karena ketaatan dan pengabdiannya, Allah mengangkatnya ke
derajat Al-Muqarrabun, yaitu derajat tertinggi di sisi Allah. Lebih dari itu,
Allah menobatkan Izzazil sebagai imam para malaikat yang berkedudukan di langit.
Merasa berada dalam derajat yang mulia, maka ketika Allah
memerintahkan dirinya dan para malaikat bersujud kepada Adam, Izzazil dengan
berbagai dalih menolak. Penolakan itu disebabkan karena ia merasa lebih mulia
dan lebih baik dibandingkan Nabi Adam as.
Selain itu ia juga merasa bahwa dirinya makhluk yang lebih
dulu diciptakan, lebih lama dalam beribadah dan lebih tinggi martabatnya
dibandingkan Nabi Adam yang baru diciptakan Allah swt. Kesombongan dan rasa iri
hati itulah sebenarnya penyebab utama mengapa Izzazil membangkang perintah
Allah swt. Karena pembangkangannya itu, akhirnya ia terusir dari surga dan
dinamakan iblis. Sebelum meninggalkan surga, iblis sempat bersumpan akan
mengganggu dan menggoda anak keturunan Adam sampai hari kiamat.
Kita tengok kembali bagaimana Al Qur’an menggambarkan kisah
pasangan Adam dan Hawa di surga. Mereka bebas menikmati dan menggunakan segala
keistimewaan surga kecuali makanan buah khuldi.
Ternyata satu-satunya larangan Allah itulah yang
dimanfaatkan oleh iblis untuk menyesatkan Adam dan Hawa. Sesuai dengan
sumpahnya untuk menyesatkan Adam dan Hawa dan keturunannya, maka iblis sekuat
tenaga merayu dan membujuk Adam dan Hawa agar melanggar larangan yang Allah
tetapkan bagi mereka. Dengan usaha yang keras dan tidak kenal menyerah,
akhirnya Adam dan Hawa tergoda juga mendengar rayuan iblis. Meskipun hanya satu
larangan yang ditetapkan Allah bagi mereka, tetapi ternyata satu larangan itu
membuat mereka penasaran. Apalagi rayuan iblis yang tidak kenal menyerah.
Mereka pun memakan buah khuldi yang dilarang oleh Allah swt. itu. Akibatnya,
Allah pun mengeluarkan mereka dari surga dan menurunkan ke dunia.
Firman Allah, “maka syaitan (iblis) menggelincirkan mereka
berdua (Adam dan Hawa) maka dikeluarkanlah mereka dari tempatnya (surga). Dan
kami berfirman, “Turunlah kalian. Sebagian kamu adalah musuh bagi sebagian yang
lain. Dan bagi kalian ada tempat kediaman dan kesenangan sementara di muka
bumi.” (QS. Al Baqarah: 36)
Sebenarnya, Adam, Hawa, para malaikat, dan iblis sudah
mengetahui suatu saat Adam dan Hawa akan diturunkan ke bumi, mengingat Adam
akan diangkat menjadi khalifah di bumi. Hanya saja, mereka tidak mengetahui
kapan saatnya. Hanya Allah saja yang mengetahui. Itulah sebabnya ketika iblis
diusir dari surga karena pembangkangan perintah Allah untuk bersujud kepada
Adam, ia secara sembunyi-sembunyi menyusup ke dalam surga berusaha memperdayai
Adam dan Hawa agar mendurhakai Allah. Kerja keras iblis tidak sia-sia, Adam dan
Hawa terpedaya dibuatnya, sehingga mereka diturunkan ke bumi. Peristiwa itu
terjadi pada 10 Muharram, malam hari, seiringan dengani iblis yang juga
diturunkan ke bumi. Dengan cucuran air mata karena sedih, Adam dan Hawa
terpaksa menjalani hukuman itu.
Oleh Jibril Adam diturunkan di bukit Ruhun di Surandib,
pulau Sailan. Sedangkan Siti Hawa diturunkan di Jeddah. Mereka harus menghadapi
lingkungan baru yang serba asing dan sulit, jauh dari kenikmatan surga yang
pernah mereka diami diami. Diriwayatkan, sejak mereka diturunkan dari surga,
selama hampir seratus tahun mereka tidak bertemu. Tetapi Allah kemudian
mengutus malaikat Jibril memerintahkan Adam dan Hawa melakukan ibadah haji.
Setelah keduanya melakukan thawaf tujuh kali, mereka menyatakan bertaubat
kepada Allah, dan Allah mengampuni dosa mereka.
Setelah melaksanakan ibadah haji, atas petunjuk malaikat
Jibril, Nabi Adam melakukan perjalanan jauh ke Jeddah untuk menemui Hawa.
Berbulan-bulan Adam menyusuri padang, lembah dan bukit, sampai akhirnya bertemu
dengan Hawa di sebuah padang yang kemudian dinamakan Padang Arafah, artinya
mengenal kembali. Nabi Adam menceritakan kepada Hawa bahwa Allah, melalui
malaikat Jibril, mewajibkan mereka melaksanakan Thawaf yaitu mengelilingi Hajar
Aswad sebanyak tujuh kali. Dan untuk mendirikan tempat ibadah, Allah
memerintahkan Jibril mengambil batu hitam di surga untuk mendirikan Ka’bah.
Dengan bantuan para malaikat, Adam dan Hawa membangun tempat
ibadah dan masjid yang bernama Baitul Makmur. Setelah berdiri dengan gagahnya,
di tengah masjid tersebut diletakkan Hajar Aswad. Kemudian Adam dan Hawa
bertawaf. Inilah masjid pertama yang berdiri dimuka bumi itu. Tetapi, pada masa
Nabi Nuh as. masjid Baitul Makmur tersebut kena serangan angin taufan, sehingga
dipindahkan ke langit ketujuh. Di tempat itu, masjid Baitul Makmur dijadikan
kiblat para malaikat.
Ketika Nabi Muhammad saw melakukan mi’raj, beliau sempat
menjadi imam para malaikat pada waktu shalat di masjid tersebut. Setelah
bertemu di Padang Arafah, dan menunaikan ibadah haji, Adam dan Hawa hidup dalam
lingkungan rumah tangga sebagai suami istri. Mereka menurunkan beberapa anak
yang menyebar ke segala penjuru dunia, sehingga kini kita kenal berbagai bangsa
dan suku.
Terimakasih Sudah
berkunjung ke blog Saya , Jika ada kesalahan
pada kalimat /
link yang error
tolong anda berikan Komentar di bawah ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar