Selamat Malam pengunjung setia Urbie .
Kali ini saya akan mengupdate sebuah Info tentang Asal Usul Senjata Nuklir.
Penggunaan energi nuklir sebagai
membangkitkan listrik dimulai pada awal abad ke-20, ketika elemen-elemen radioaktif seperti radium, dapat
menghasilkan energi yang sangat besar, sesuai dengan prinsip E=mc².
Penggunaan energi nuklir saat itu masih sulit untuk dilakukan karena elemen
radiokatifnya mempunyai paruh waktu yang pendek. Situasi ini mulai agak berubah
pada tahun 1930-an dengan adanya penemuan fisi nuklir.
Tahun 1932, James
Chadwick menemukan neutron,
yang kemudian dengan cepat menjadi alat yang potensial untuk eksperimen nuklir
karena tidak adanya muatan listrik. Eksperimen dengan neutron membuat Frédéric dan Irène Joliot-Curie menemukan radioaktivitas induksi tahun
1934, yang bisa membuat elemen "seperti radium" yang harganya lebih
murah daripada radium asli. Selanjutnya pada tahun 1930-an Enrico Fermi berfokus
untuk menyempurnakan keefektifan dari radioaktivitas induksi ini. Percobaan
yang terus ia lakukan membuatnya menemukan satu elemen baru yang dinamakan hesperium.
Pada tahun 1938, seorang ahli
kimia asal Jerman Otto Hahn[23] and Fritz Strassmann, bersama
dengan fisikawan asal Austria Lise Meitner[24] dan
keponakan Meitner, Otto Robert Frisch,[25] melakukan
eksperimen dengan hasil dari uranium-dengan-neutron, untuk meneliti lebih
lanjut klaim Fermi. Mereka menemukan bahwa neutron tersebut dapat membelah
nukleus atom uranium menjadi 2 bagian sama persis, kebalikan dari Fermi.
Hasilnya adalah seseatu yang sangat mengejutkan: semua bentuk peluruhan
nuklir hanya berakibat kecil bagi massa dari nuklues, dimana
proses ini kemudian dinamakan sebagai fisi.
Para peneliti selanjutnya, termasuk Leó Szilárd, kemudian ia
mengetahui, jika reaksi fisi melepaskan neutron tambahan, sebuah reaksi rantai nuklir yang
stabil bisa dihasilkan. Setelah hasil percobaan ini diumumkan oleh Frédéric
Joliot-Curie tahun 1939, para peneliti dari banyak negara (termasuk Amerika
Serikat, Britania Raya, Perancis, Jerman, dan Uni Soviet) memberikan petisi
pada pemerintah mereka masing-masing untuk mendukung penelitian nuklir fisi,
tepat saat jatuhnya Perang Dunia II.
Di Amerika Serikat sendiri,
mereka mulai membuat reaktor buatan manusia pertama, yang kemudian dikenal
sebagai Chicago Pile-1, tanggal 2
Desember 1942. Proyek ini kemudian menjadi bagian dari Proyek
Manhattan, yang membuat uranium yang diperkaya dan
membangun reaktor besar untuk membuat plutonium yang
akan digunakan sebagai senjata
nuklir pertama di dunia, yang kemudian dipakai untuk mengebom kota Hiroshima dan Nagasaki.
Lampu
pertama di dunia dari listrik yang berasal dari Pembangkit listrik nuklir EBR-1, sekarang dikenal
sebagai Laboratorium
Nasional Idaho.
Pasca Perang Dunia II,
kemungkinan digunakannya energi atom untuk penggunaan sehari-hari, tidak untuk
perang, diusahakan secara meluas sehingga digunakan sebagai alasan agar semua
penelitian nuklir tidak mesti diawasi oleh sebuah lembaga militer. Meski
begitu, para peneliti tetap setuju kalau seorang sipil yang belajar nuklir
membutuhkan sedikitnya satu dekade untuk dapat menguasai nuklir. Fakta lainnya
adalah reaktor nuklir juga dapat digunakan untuk memproduksi senjata nuklir
(plutonium) yang membuat pemerintahan di berbagai negara (termasuk Amerika
Serikat, Britania Raya, Kanada, dan Uni Soviet) mencoba menerapkan aturan agar
semua percobaan nuklir berada di bawah kontrol dan klasifikasi pemerintah. Di
Amerika Serikat, penelitian reaktor berada di bawah Komisi Energi Atom Amerika Serikat,
yang berlokasi di Oak Ridge, Tennessee, Situs Hanford, dan Laboratorium
Nasional Argonne.
Pekerjaan mengenai nuklir terus
berlanjut di Amerika Serikat, Kanada, Inggris, dan Uni Soviet di akhir 1940-an
dan awal 1950-an. Listrik pertama yang dihasilkan oleh reaktor nuklir untuk
pertama kali terjadi pada tanggal 20 Desember 1950 di stasiun percobaan EBR-I dekatArco, Idaho, dan berhasil
memproduksi listrik sekitar 100 kW. Nuklir juga digunakan pada kapal selam
Amerika Serikat, seperti pada kapal selam USS Nautilus milik
AS yang diluncurkan tahun 1955. Tahun 1953, Presiden Amerika Dwight
Eisenhower memberikan pidatonya yang berjudul "Atom untuk Perdamaian"
di Perserikatan Bangsa-Bangsa, ia
menginginkan agar pengembangan energi nuklir untuk tujuan "damai"
dapat terealisasi dengan cepat.
Terimakasih Sudah
berkunjung ke blog Saya , Jika ada kesalahan
pada kalimat /
link yang error
tolong anda berikan Komentar di bawah ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar