Kebudayaan
suatu daerah memang merupakan suatu hasil karya yang unik . Dikatakan unik
karena kebudayaan tersebut berbeda dan tidak ditemukan di daerah lainnya ,
meskipun kedua daerah itu terletak dalam satu Negara. Atau juga karena
kebudayaan yang berkembang itu merupakan suatu mahakarya yang sangat tinggi
nilainya di mata masyarakat sekarang
Dengan mengetahui , mengenal ,dan memahami sebuah kebudayaan
sebuah kebudayaan , diharapkan kita sudah turut melestarikan budaya bangsa .
hal ini dirasakan perlu bagi generasi penerus , jangan sampai budaya asli Indonesia
hilang atau diakui oleh Negara lain.
Berbagai
jenis kebudayaan yang ada di Indonesia merupakan mahakarya yang tak ternilai
harganya dan merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia. Kebudayaan tersebut di
katakana unik karena memang keberadaan nya sudah semakin langka dan merupakan
karya yang tinggi di mata masyarakat sekarang . sebagian mungkin sudah punah
karena masyarakat sudah enggan menghidupkan kembali kebudayaan tersebut , lebih
buruk lagi masyarakat menganggapnya sebagai kebudayaan kuno dan ketinggalan
zaman.
Sebagai
contoh angklung yang merupakan alat music tradisional jawa barat sudah semakin
bergeser keberadaan nya digantikan dengan alat musik barat yang di anggap
sebagian alat music modern. Berkat kerja keras mang Udjo lah angklung kini
mulai naik daun lagi. Angklung memang alat musik yang dapat berbunyi jika di
goyangkan,tetapi apajadi nya jika di goyagkan sembarangan tanpa memperhitungkan
ada da dimainkan sendiri ? tentu aneh dan sangat tidak enak di dengar. Tetapi angklung
yang di mainkan secara rampak , pasti akan di temukan keharmonisan nada ang
mengalun sangat indah.
Itulah salah satu keunikan angklung.
Selanjutnya
temukan lah berbagai kebudayaan unik lain yang menarik :
1
Bambu Gila
Bambu gila
merupakan bentuk pertunjukan rakyat tertua dan bersifat ritual yang berasal
dari Maluku utara. Permainan ini mencerminkan sifat kegotongroyongan dan ciri
keseharian rakyat Maluku utara , Bara Masuwen , begitulah nama bambu gila itu.
Awal sejarahnya berasal dari hutan bambu
yang terletak di kaki gunung berapi Gamalama , ternate , Maluku utara. Sejumlah
pemuda mencari bamboo di kawasan ini untuk mengadakan permainan bambu gila. Sengatan
matahari dan tajam nya sisi batu yang menghitam, bukan penghalang langkah
mereka . Tetap bersemangat mencari sebatang bamboo yang bisa memberikan hiburan
bagi rakyat sekampung.
Sesampainya dirumpun bambu , mereka tak
lupa meminta izin dari sang pemilik ,
agar merelakan sebatang bambunya. Setelah dipilih , bambu pun ditebas . di bersihkan dan
diperiksa kelayakannya untuk menjadi bahan pertunjukan bambu gila. Penghitungan
ruas harus dilakukan dengan cermat.
Dalam pertunjukan ini pun diperlukan
seorang pawang yang piawai. Dulu , para penguasa kesultanan ternate sering
memanfaatkan pawang bara masuwen untuk membawa perahu yang sudah dibuat di
gunung , ke pinggir pantai. Zaman sekarang , selain untuk pertunjukan , ilmu
bara Masuwen ini sering digunakan untuk membantu memindahkan kapal yang kandas.
Sebelum permainan dimulai , doa pun
dipanjatkan, memohon izin dari sang pencipta . Aroma kemenyan atau dupa di bawa
asap pada ujung suluh , mulai membuat bamboo bergoncang. Teriakan pawang bagai
perintah bagi bamboo itu untuk mulai bergerak
mengikuti dupa menyala yang berada di tangan sang pawang. Bamboo sepanjang
tujuh ruas mulai bergerak mengikuti irama music yang mengiringinya dan membuat
pusing para pemegang nya . kekuatan tarian bamboo gila bukan main . irama yang
dimainkan awalnya pelan, tetapi lama-kelamaan menjadi keras dan penuh semangat
. tak pelak lagi , para pemegang bambu gila ini , mulai mengerahkan tenaganya untuk
mempertahankan posisi, agar tak mudah dikalahkan oleh tujuh ruas bamboo tersebut.
Bara masuwen adalah bagian dari pertunjukan
hiburan ala kampong yang masih mendapat perhatian di ternate. Sebuah keahlian
dari dunia gaib , yang dijadikan hiburan bagi masyarakat negri pulau tsb.
Di
akhir pertunjukan , bambu yang biasanya dapat di bawa oleh satu orang saja ,
ketika di lepaskan beratnya bagai besi berton-ton. Hal itu menyebabkan para pemegangnya tak
kuasa lagi untuk membawanya , sehingga terlihat sempoyongan untuk menahan bambu
yang telah di letakan d tanah dan unik nya meskipun sudah selesai daya gaib
dari bambu itu tidak mau lepas kalau tidak diberi makan api. Oleh karena itu ,
dibuatkanlah api dari kertas yang di bakar dan sang pawang pun melahap api
dengan telapak tangan nya tanpa di alasi alat pengaman . selanjutnya , sirnalah
isi bamboo itu dan kemudian sang pawang lemas kelelahan.
2 Debus
Debus
adalah suatu kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar
Biasa , kebal senjata tajam , kebal api , minuman keras ,
memasukan benda ke dalam kelapa utuh, menggoreng telur di kepala dan lain-lain.
Debus lebih dikenal sebagai kesenian asli masyarakat banten , yang mungkin
berkembang sejak abad ke – 18.
Menurut catatan sejarah , debus itu sendiri sebenarnya ada
hubungan nya degan tarikat Rifaiah. Tarikat
ini di bawa oleh Nurrudin Ar-raniry ke aceh pada abad ke – 16. Tarikat ini
ketika melakukannya sedang dalam kondisi epiphany ( Kegembiraan yang tak
terhingga ) , mereka kerap menghantam berbagai benda tajam ke tubuh nya ,
Filosofi sederhana yang dimaksudkan adalah “ laa hawla walla quwata ilabillahil
‘ aliyyil adhim” atau tiada daya upaya melainkan karena Allah semata . jadi ,
kalau Allah tidak mengijinkan pisau , golok , parang atau peluru sekalipun
melukai mereka , maka mereka tak akan terluka
Pada kelanjutannya
, tarikat ini sampai ke daerah minang dan minang pun dikenal istilah Dabuih.
3 Honai
Honai
adalah rumah adat masyarakat papua yang berbentuk kubah melingkar
Berdinding bambu utuh yang dirangkai melingkar dan beratap
rumbia. Bagian dalam honai terdiri atas dua tingkat , lantai dasar dan lantai
satu dihubungkan dengan tangga dari bambu.
Honai
merupakan sebuah rumah yang tidak dilengkapi dengan jendela , bagi kamu mungkin
aneh “ kok bisa orang tinggal di dalem rumah yang tidak berjendela. Tetapi
itulah kekhasan honai dan masyarakat papua sudah terbiasa dengan hal itu.
Di dalam honai, laki-laki tidur melingkar di lantai dasar ,
dengan kepala di tengah dan kaki di pinggir luarnya , demikian juga cara tidur
pawa wanita di lantai satu. Kamu bisa bayangkan bagaimana cara anggota
keluarganya berjumlah banyak.
Sebelum tidur di dalam honai , mereka selalu menggosokan
minyak gosok . ini dilakukan agar mereka terhindar dari kutu dan tengu yag
biasanya ada di dalam honai. Ada juga minyak lain yang selalu du oleskan oleh
penduduk papua pada kulitnya. Minyak ini umum nya terbuat dari lemak babi ,
yang di gunakan agar mereka terhindar dari gigitan nyamuk malaria yang banyak
terdapat disana.
4 Kuda Lumping
Kuda
lumping adalah seni menggunakan kuda-kudaan . Dulu kuda-kudaan tersebut
Dibuat dari bilik ( Anyaman-anyaman bambu ) menggunakan
bahan bilik karena bahan tersebut mudah dikibaskibaskan untuk memunculkan
gerakan meliuk-liuk seperti hal nya seekor kuda yang tengah menari. Kesenian
ini diringi oleh music gamelan dan music kendang pencak. Kuda-Kudaan tersebut
dikenakan oleh seorang pemain yang tak ubahnya tengah menunggangi seekor kuda.
Saat dimainkan di tengah lapangan, biasanya ada lebih dari
dua orang pemain. Hal ini dimaksudkan agar penonton menjadi lebih menarik
karena keseragaman tarian menjadi salah satu daya tarik tersendiri.
Pada akhir penampilan , terkadang pemain mempertontonkan
keterampilan magis dan kekuatan , seperti mengunyah kaca , menyayat tangan
dengan golok , membakar diri , berjalan di atas pecahan kaca dan lain-lain.
Unik nya mereka melakukan hal itu biasa saja seperti
mengunyah makanan pada umumnya. Kabarnya , mereka di bantu oleh makhluk kasat
mata agar pertunjukan tersebut berjalan dengan baik baik saja dan tidak melukai
pemain nya . karena jika di perhatikan setiap pemain akan melakukan hal
tersebut setelah kerasukan.
Terkadang penonton dan pemain lebih menggunakan keterampilan
magis ini di bandingkan dengan tarian kuda lumping itu sendiri karena menarik
dan juga menggerikan . selain itu , penonton juga akan penasaran sehingga menanti
sampai pertunjukan tersebut selesai di pentaskan.
5 Lompat Batu
Salah satu budaya unik yang
biasanya dilakukan oleh masayarakat pulau
Nias , Sumatra utara adalah budaya lompat batu yang hingga
kini masih terus berlangsung. Letak batu aslinya ini ada di suatu desa
kepulauan Nias.
Tujuan dari lompat batu ini adalah sebagai tanda matang /
dewasa tidak nya seseorang anak laki-laki , khususnya anak laki – laki yang
sudah berumur 18 tahun. Apabila dia dapat melewati tumpukan batu setinggi 2
Meter lebih itu , maka dia dikatakan telah dewasa dan dapat menikah. Sebaliknya
, jika gagal maka dia di anggap sebagai anak-anak.
Semangat yang bergelora juga terekspresi mealui gerakan
lompat batu yang tampak atraktif , anak-anak tersebut merasa tertantang da
bangga jika dinyatakan telah dewasa.
Kedewasaan
sebenernya tidak hanya ditunjukan oleh lompatan seorang anak. Tetapi itulah
ciri khas masyarakat Nias yang memiliki kepercayaan tersebut.
6 Ngaben
Ngaben
adalah upacara penyucian atma ( Roh ) fase pertama sebagai kewajiban suci
Umat hindu bali terhadap para leluhurnya dengan melakukan
prosesi pembakaran jenazah. Badan manusia sesungguhnya terdiri atas badan kasar
, badan halus , dan karma . badan kasar manusia di bentuk dari 5 unsur yang
disebut panca Maha Bhuta , yaitu
pertiwi ( Zat padat ) , apah (
Zat cair ) , teja (Zat panas ), bayu (
Angin ), dan akasa ( Ruang hampa ). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik
manusia meninggal , yang mati adalah badan kasarnya saja , atma- nya tidak .
Nah , ngaben adalah proses penyucian atma / Roh saat meninggalkan badan kasar.
Prosesi
ngaben dilakukan dengan berbagai proses upacara dan sarana upacara berupa
sesajen dan kelengkapan sebagai symbol- symbol seperti hal nya ritual lain yang
sering di lakukan oleh umat Hindu Bali. Ngaben di lakukan untuk manusia yang
meninggal dan masih ada jenazah nya, juga manusia meninggal yang tidak ada
jenazahnya tidak di temukan , kecelakaan pesawat yang jenazah nya sudah hangus
terbakar dan sebagainya. Untuk prosesi ngaben yang jenazah nya tidak ada ,
dilakukan dengan membuat symbol , yaitu mengambil segenggam tanah di lokasi
kejadian , kemudian di bakar.
Tahap-tahap yang di lakukan pada ritual ngaben , Dari
memandikan jenazah , ngajum , pembakaran , dan nyekah , setiap tahap ini
memakai sarana banten ( Sesajen ) yang berbeda-beda. Ketika ada yang meninggal
, keluarganya akan menghadap ke pendeta untuk menanyakan kapan ada hari baik
untuk melaksanakan ngaben. Biasanya akan di berikan waktu yang tidak lebih dari
7 hari sejak meninggalnya. Setelah di dapat hari H (Pembakaran jenazah ) , maka
pihak keluarga akan menyiapkan ritual pertama , yaitu nyiramin layon (
Memandikan jenazah ). Jenazah akan dimandikan oleh kalangan brahmana sebagai
kelompok yang mempunyai kewajiban untuk itu . selesai memandikan jenazah,
jenazah akan di kenakan pakaian adat bali lengkap . selanjutnya adalah prosesi
ngajum , yaitu prosesi melepaskan roh dengan membuat symbol yang menggunakan
kain bergambar unsur-unsur penyucian roh.
Pada hari H nya dilakukan prosesi ngaben dari kuburan desa
setempat . Jenazah akan di bawa menggunakan wadah , yaitu ke tempat jenazah
yang diusung ke kuburan. Wadah biasanya berbentuk Padma sebagai symbol rumah
tuhan. Sampai di kuburan , tempat
pembakaran yang terbuat batang pohon pisang di tumpuk-tumpuk berbentuk lembu.
Disini kembalilah dilakukan ritual upacara penyucian roh berupa praline oleh
pendeta atau orang yang di anggap ampu untuk itu ( Golongan brahmana ). Pralina adalah pembakaran dengan api abstrak
berupa mantra peleburan kekotoran atma yang melekat di tubuh . kemudian baru di
lakukan pembakaran dengan menggunakan api konkret. Sekarang sudah tidak
menggunakan kayu bakar lagi , tapi memakai api kompor minyak tanah . umum nya
proses waktu 1 jam . Abu ini kemudian di kumpulkan dalam buah kelapa gading
untuk dirangkai menjad sekah. Sekah ini akan di larung ke laut , karena laut
adalah symbol dari alam semesta dan sekaligus pintu menuju rumah tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar